KENDARI-TAJAM.Co, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EK-LMND) Kota Kendari bersama dengan kelompok Cipayung Plus Kota Kendari baru saja melaksanakan dialog publik yang mengangkat isu Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bertajuk “masa depan pendidikan di Indonesia”, Senin (30/10/2023).
Pada sesi dialog publik, EK-LMND Kendari menyorot isu-isu konkret yang akan dihadapi dalam Pemilu 2024 mendatang. Mereka mendorong para kontestan, baik eksekutif maupun legislatif untuk lebih memprioritaskan gagasan politik khususnya dalam konteks pendidikan di Indonesia.
Salah satu narasumber, Muh. Ishak Syahadat menjelaskan bahwa Pemilu kali ini harus lebih menekankan pada gagasan, mengingat pentingnya demokrasi dalam sistem negara Indonesia.
Prasyarat utama demokrasi seperti kompetisi politik, partisipasi masyarakat, dan perlindungan hak-hak sipil, serta membutuhkan masyarakat yang terdidik dan tercerahkan secara sosial ekonomi.
“Lebih sejahteranya masyarakat, semakin efektif demokrasi akan berjalan. Sebaliknya, demokrasi bisa terganggu jika tingkat pendidikan dan kesejahteraan rendah,” jelas Ishak yang juga seorang Akademisi.
Lanjut Ishak, masalah terbesar saat ini adalah kemunduran sistem pendidikan nasional. Sebagaimana data Dirjen Dukcapil menunjukkan dari total 279,12 juta penduduk Indonesia pada Juni 2023, hanya sekitar 6,41% atau sekitar 17,64 juta orang yang mengejar pendidikan perguruan tinggi hingga tahun 2022. Sementara, sekitar 20,89% atau sekitar 57,53 juta jiwa hanya mengejar pendidikan hingga tingkat SMA.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, Indonesia berada pada peringkat ke-74 dari 80 negara peserta. Hasil PISA menunjukkan kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, matematika, dan sains berada dibawah rata-rata dunia.
“Ini mencerminkan kualitas rendah Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Selain itu, Indonesia turun delapan peringkat dalam tingkat daya saing SDM menurut World Competitiveness Yearbook pada tahun 2020,” terangnya.
Lebih lanjut, Ishak menjelaskan, kendati anggaran pendidikan terus meningkat mencapai angka Rp.621,3 triliun di APBN 2023, atau naik 14,46% dari APBN 2022, masalah pendidikan terus berlanjut, meski dalam lima tahun terakhir anggaran pendidikan justru melonjak hingga 43,92%, dari Rp 431,7 triliun di APBN 2018.
“Olehnya, penting bagi Pemilu 2024 untuk menekankan isu-isu pendidikan yang kompleks,” tandasnya.
Dikesempatan sama, Sartito alumni EK-LMND Kendari, menekankan peran pemuda dalam memajukan isu-isu fundamental dalam Pemilu ini. Pemuda harus berani mengemukakan ide dan gagasan terkait pendidikan.
menjadi tugas kita bersama untuk bisa melahirkan terobosan baru serta dapat memperjuangkannya agar dapat terakomodir oleh calon-calon pemimpin diperiode mendatang. Melalui instrumen kesatuan gerakan (kolaboratif) Mahasiswa, pemuda dan masyarakat pada umumnya niscaya perubahan itu akan tercapai,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua EK-LMND Kendari, Bung Halim, bersama kelompok Cipayung Plus Kota Kendari, juga menggarisbawahi pentingnya politik gagasan dalam kontestasi Pemilu 2024. Mereka mengidentifikasi isu-isu seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan lainnya sebagai fokus perjuangan bersama.
“Kita memiliki pandangan yang sama bagaimana pada kontestasi pemilu 2024 mendatang untuk para calon pemimpin kedepannya lebih mengutamakan politik gagasan,” urai Halim.
Dialog Publik ini adalah langkah awal menuju deklarasi Manifesto Pendidikan Nasional yang mencerminkan gagasan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dalam mengatasi masalah pendidikan.
Dimomentum Hari Sumpah Pemuda, Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EN-LMND) telah mendeklarasikan Manifesto Pendidikan Nasional, dan Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW-LMND) Sultra akan segera menggelar Deklarasi Manifesto Pendidikan.
Laporan: Arto Rasyid
Editor: Gugus Suryaman