Eksistensi Bahasa Daerah Terancam Punah, Dikbud Muna Gelar Seminar Internasional
Muna-Tajam.Co, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Muna menggelar seminar internasional bahasa daerah muna bertempat di Aula Galampano, Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Muna, pada Kamis (27/10).
Kegiatan yang dibuka untuk umum ini dihadiri sekitar 200 peserta terdiri dari guru SD, SMP dan SMA, tokoh masyarakat, lembaga adat, UPTD Museum Barugano Wuna hingga masyarakat.
Dalam seminar itu Dikbud turut mengadirkan Dr. Rene Van Den Berg (SIL Internasional) seorang penulis kamus Muna-Indonesia dan dosen Fakultas Bahasa Indonesia UHO, Dr. La Ode Adili yang juga penulis buku Mai Po Guru Wamba Wuna selaku pemateri.
Rene Van Den Berg mensinyalir jika eksistensi bahasa daerah muna saat ini terancam punah, lantaran penutur asli tersisa atau hanya didominasi oleh masyarakat lanjut usia.
“Itu pun untuk usia 50 tahun kebawah sudah sulit didapati penutur mahir bahasa asli daerah muna, apalagi pada generasi milenial saat ini,” ucap Rene.
Senada, La Ode Adili juga mengatakan, untuk menjaga eksistensi bahasa daerah muna maka pembelajaran muatan lokal harus segera di implementasikan kembali pada lembaga pendidikan tingkat SD dan SMP.
“Payung hukumnya sudah ada yaitu Peraturan Bupati (Perbup) Muna Nomor 4 Tahun 2020 tentang implementasi muatan lokal pada lembaga pendidikan dasar,” terang Adili.
Sementara itu, Plt. Kadis Dikbud, Samaul Bait Ndimuri, meminta agar buku dengan mata pelajaran bahasa daerah muna tingkat SD dan SMP segera disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
“Merujuk Perbup nomor 4 tahun 2020 memang harus segera diimplentasikan di sekolah karena pada lembaga pendidikan dasar sangat strategis menjaga eksistensi wamba muna,” pinta Samaul.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dikbud Muna, Karim Darma mengatakan segera menindaklanjuti seminar tersebut dengan menghimpun para pemerhati wamba wuna yang akan menjadi penggerak revitalisasi.
“Harus dari orang yang mampu bekerja sama dalam satu semangat menjaga agar wamba wuna tetap menjadi ibu bahasa bagi masyarakat muna,” ungkapnya.
Laporan: Tim redaksi