Kesehatan

Ghonsume jadi Pilot Project Gerakan Keluarga Sehat Tanggap Bencana

Ghonsume jadi Pilot Project Gerakan Keluarga Sehat Tanggap Bencana – Desa Ghonsume, yang terletak di Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, adalah desa yang terpilih untuk menjadi pelopor gerakan keluarga sehat tanggap bencana, dalam upaya meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menanggulangi stunting.

Pada Kamis (2/11/2023), Bidang Pokja IV Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat melaksanakan kunjungan observasi lapangan ke desa ini. Wakil Bupati Muna, Drs. H. Bachrun, bersama Wakil Ketua TP PPK Muna, Hj. Sitti Leomo, menyambut kunjungan tersebut, menandai dimulainya Pilot Project pelaksanaan gerakan keluarga sehat tanggap bencana menuju PHBS.

Ghonsume jadi Pilot Project Gerakan Keluarga Sehat Tanggap Bencana: Transformasi dari Angka Stunting Tinggi menjadi Harapan

Ketua IV Bidang Kesehatan Keluarga dan Lingkungan TP PKK Pusat, Safriati Safrizal, menjelaskan bahwa Desa Ghonsume dipilih karena memiliki angka stunting yang tinggi, mencapai 89 orang. Namun, melalui program gerakan keluarga sehat tanggap bencana, terjadi perubahan signifikan. Selain fokus pada penurunan angka stunting, program ini juga berhasil membangun infrastruktur sanitasi, seperti jamban sehat dan tempat Mandi, Cuci, Kakus (MCK).

Baca Juga : Sambut HUT Kontukowuna ke XIV, Pemerintah Kecamatan Gelar Lomba 10 Program PKK

“Kami memilih Desa Ghonsume karena rendahnya PHBS di sini, dan kita tahu untuk mencapai PHBS tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari kita,” ungkap Nana, salah satu inisiator program, dalam wawancara dengan awak media.

TP PKK Pusat telah mencapai tahap konservasi lapangan dengan melakukan kunjungan ke berbagai daerah untuk memverifikasi kemajuan sesuai dengan laporan sebelumnya. Tahapan selanjutnya melibatkan survei kepuasan di lokasi pelaksanaan program untuk menilai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat setempat.

“Keberhasilan program ini ditentukan oleh masyarakat sendiri. Apakah Desa Ghonsume bisa menjadi percontohan nasional atau tidak, akan bergantung pada dukungan dan partisipasi aktif masyarakat,” jelas Nana.

Gerakan Keluarga Sehat Tanggap Bencana: Perlu Dukungan Bersama

Gerakan keluarga sehat tanggap bencana menuju PHBS diluncurkan pada 12 Juli 2021, dengan periode pelaksanaan hingga tahun depan, dari bulan April hingga Juni. Program ini awalnya ditargetkan untuk satu provinsi, namun antusiasme dari seluruh Indonesia menyebabkan partisipasi dari 179 lokasi. Saat ini, program ini telah melibatkan 39 lokasi dari 15 provinsi, dengan Kabupaten Muna menjadi lokasi ke-39 dari total.

Nana berharap Desa Ghonsume dapat memberikan informasi yang rapi dan teratur terkait dengan progres program ini di lapangan. Ia menekankan bahwa keberhasilan program tidak hanya menjadi tanggung jawab TP PKK Pusat, tetapi juga membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat, pemerintah daerah, dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Baca Juga : Terjun Langsung, Dosen FP UHO Latih Petani Buat Pupuk Organik

“Ini bukan perlombaan, karena tujuannya adalah membantu masyarakat. Program ini dimulai dari pemahaman masalah yang ada dan berusaha mengubahnya menjadi lebih baik dari tahun ke tahun,” tambahnya.

Apresiasi dan Dukungan dari Pemerintah Daerah

Wakil Bupati Muna, Drs. H. Bachrun, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap upaya TP PKK dalam mendorong perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan keluarga. Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah, TP PKK, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan program.

“Masyarakat adalah mitra penting dalam menjalankan program ini, untuk mengatasi masalah stunting dan menjaga kesehatan keluarga. Langkah awal ini positif, dan kita berharap hasilnya akan memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat,” ujar Bachrun.

Bachrun juga menekankan pentingnya edukasi PHBS dalam upaya pencegahan stunting. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif terlibat dalam pelaksanaannya demi terwujudnya gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana menuju PHBS.

“Kami harapkan kunjungan dari tim observasi TP PKK Pusat memberikan masukan berharga dalam pengembangan program-program kesehatan di Muna,” tutupnya.

Semangat kolaborasi antara pemerintah daerah, TP PKK, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan kesehatan ini.

Program ini bukan hanya upaya mengurangi angka stunting, tetapi juga menciptakan lingkungan yang sehat dan tanggap bencana bagi keluarga. Gerakan ini menjadi bukti bahwa perubahan dimulai dari pemahaman masalah dan usaha bersama untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.

Laporan: Arto Rasyid
Editor: Gugus Suryaman

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button