Kegiatan Coastal 500 Retreat di Filipina Bachrun Bahas PAAP Berbasis Ekosistem
Kegiatan Coastal 500 Retreat di Filipina Bachrun Bahas PAAP Berbasis Ekosistem. Plt Bupati Muna, Drs. H. Bachrun, M.Si, mengharumkan nama Bumi Sowite di kancah internasional. Bachrun mendapat kepercayaan sebagai kepala daerah yang mewakili Indonesia untuk berdiskusi tentang kebijakan nasional dan regional yang berkontribusi terhadap komitmen Indonesia terhadap global.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Coastal 500 Retreat yang diadakan oleh RARE di Filipina pada Kamis, 30 Mei 2024. Acara ini diikuti oleh para kepala daerah, walikota, dan bupati pesisir yang tergabung dalam Kemitraan Bupati/Walikota Pesisir Dunia.
Kegiatan Coastal 500 Retreat di Filipina Bachrun Bahas PAAP Berbasis Ekosistem: Dihadiri 13 Kepala Daerah dari 7 Negara Termasuk Indonesia
Diskusi tersebut dihadiri oleh 13 kepala daerah dari 7 negara, termasuk Indonesia yang diwakili oleh Plt Bupati Muna, Drs. H. Bachrun, M.Si. Selain Indonesia, negara lain yang turut hadir adalah Honduras, Brazil, Guatemala, Mozambik, Palau, dan Filipina.
Baca Juga : Plt Bupati Muna Jadi Pembicara di Konferensi Internasional Perikanan Pesisir Filipina
Pertemuan ini para pemimpin daerah membahas strategi dalam mengatasi isu-isu global dengan menerapkan strategi lokal di masing-masing daerahnya. Tiga isu utama yang menjadi fokus diskusi adalah Adaptasi Perubahan Iklim, Other Effective (Area Based) Conservation Measures (OECM) atau di Indonesia dikenal sebagai Kawasan Pengelolaan Perairan yang memberikan dampak konversasi dengan target Nasional 30 persen kawasan yang dilindungi pada tahun 2045, serta Global Biodiversity Framework.
Dalam kesempatan tersebut, Bachrun, menyampaikan beberapa informasi mengenai kondisi daerah dan masyarakatnya dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Ia menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu berdampak pada sulitnya dan semakin jauhnya kegiatan perikanan bagi nelayan kecil, yang membahayakan keselamatan mereka di laut. Hasil tangkapan yang semakin berkurang dan biaya operasional yang kadang tidak mencukupi juga menjadi kendala besar.
Kegiatan Coastal 500 Retreat di Filipina Bachrun Bahas PAAP Berbasis Ekosistem: Muna Laksanakan Program Berbasis Ekosistem dan Komunitas
Untuk mengatasi hal tersebut, Kabupaten Muna melaksanakan program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP). Program ini merupakan contoh nyata adaptasi berbasis ekosistem (Ecosystem Based Adaptation) dan berbasis komunitas (Community Based Adaptation).
“Masyarakat nelayan di Muna diberikan berbagai penguatan kapasitas untuk menjamin peran mereka dalam pengambilan keputusan secara kolektif dan memperkuat tata kelola sumber daya perikanan di tingkat lokal,” terang Bachrun.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas tentang Other Effective (Area Based) Conservation Measures atau Kawasan Pengelolaan Perairan di Indonesia, yang menargetkan 30 persen kawasan laut dilindungi pada tahun 2045. Bachrun mengatakan, jika OECM mendapat pengakuan oleh pemerintah Indonesia akan memberikan kesempatan besar bagi pemerintah daerah untuk berkontribusi pada capaian target 30 persen kawasan laut yang dilindungi pada tahun 2045.
“Pengakuan ini juga diharapkan memberikan ruang bagi masyarakat pesisir untuk lebih berperan dalam melestarikan keanekaragaman hayati laut, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui pemberdayaan masyarakat, kesehatan, pendidikan, dan ketahanan pangan,” ujarnya.
Kontribusi Muna Terhadap Global Biodiversity Framework
Kegiatan Coastal 500 Retreat di Filipina Bachrun Bahas PAAP Berbasis Ekosistem. Dalam pembahasan tentang Global Biodiversity Framework, Bachrun juga menyampaikan tentang potensi besar yang dimiliki Kabupaten Muna, terutama dalam hal kawasan mangrove. Menurutnya, Muna memiliki hutan mangrove seluas 27.204,55 hektar, dengan sekitar 22.175,47 hektar dalam kondisi baik dan sisanya 5.029,08 hektar dalam kondisi rusak.
“Mangrove di Muna merupakan rumah bagi beragam hayati, seperti ikan, buaya, burung, dan kepiting, serta menjadi ekosistem yang penting untuk perlindungan dari bencana, seperti angin kencang,” ungkap Bachrun.
Sementara itu, kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati (Global Diversity Framework) memiliki empat elemen kunci yang bertujuan global untuk 2050, yaitu, Meningkatkan kesehatan ekosistem dan spesies, termasuk menghentikan kepunahan spesies yang disebabkan oleh manusia, Penggunaan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, Pembagian manfaat yang adil dan merata, serta Mengatasi kesenjangan pendanaan keanekaragaman hayati sebesar 700 miliar USD dengan memastikan tersedianya sarana implementasi yang memadai.
Salah satu strategi pembangunan Kabupaten Muna untuk berkontribusi pada Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati adalah dengan menerapkan kebijakan tentang pemanfaatan hutan mangrove secara berkelanjutan. Bachrun mengusulkan beberapa program unggulan, seperti budidaya udang yang berkelanjutan dan rehabilitasi mangrove yang rusak serta perlindungan hutan mangrove yang masih tersisa.
Baca Juga : SMA Negeri 1 Raha Raih Prestasi Prestisius di Ajang LKTI Nasional
“Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan kecil di Muna dengan menjaga kelestarian lingkungan mereka,” imbuhnya.
Plt. Bupati Muna juga berharap bahwa kebijakan dan program yang diterapkan di daerahnya dapat berkontribusi secara signifikan terhadap tujuan-tujuan global, serta mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan berkelanjutan.
Hari Kushardanto, pelaksana Vice President (VP) RARE Indonesia, menyatakan bahwa dengan partisipasi aktif dalam diskusi internasional dan penerapan kebijakan lokal yang berkelanjutan, Kabupaten Muna di bawah kepemimpinan Plt Bupati Drs. H. Bachrun, M.Si, terus berupaya untuk tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.
“Langkah-langkah ini menjadi bukti nyata bahwa kebijakan lokal yang tepat dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target global dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan menghadapi perubahan iklim,” ucapnya.
Menurutnya,kegiatan Coastal 500 Retreat menjadi platform penting bagi para pemimpin daerah pesisir untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan global melalui strategi lokal.
“Dengan komitmen bersama, diharapkan berbagai kebijakan dan program yang dihasilkan dapat mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir di seluruh dunia,” tutupnya.
Diketahui, LSM internasional RARE yang berbasis di Arlington, Virginia, Amerika Serikat, mengundang Plt Bupati Muna, Drs. H. Bachrun, M.Si, untuk berpartisipasi dalam National Coastal Fisheries Summit (NCFIS) 2024 yang diselenggarakan di Manila, Filipina, pada 25 Mei hingga 2 Juni 2024. Bachrun diundang untuk menjadi salah satu pembicara dalam Konferensi Internasional Perikanan Pesisir.
Laporan: Arto Rasyid
Editor : Gugus Suryaman