TAJAM.Co-Muna, Hadiri rapat koordinasi lintas sektor tetang sosialisasi pembinaan masyarakat tanggap bencana yang dilaksanakan Kodim 1416/Muna, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut sekitar 80 persen kejadian bencana yang terjadi di Indonesia adalah bencana Hidrometeorologi dan 20 persen bencana Geologi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiap Siagaan BPBD Muna, Muhammad Arjan mengatakan, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sifatnya penting agar tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang mencakup tiga tahapan yakni pra bencana, saat bencana (tanggap darurat) dan pasca bencana.
“Harapannnya melalui forum ini bagaimana mengurangi resiko bencana dimana masyarakat memilik kemampuan menghadapi bencana teruma dalam proses penyelamatan dan evakuasi korban maupun harta benda,” ujar Arjan selaku pemateri, Selasa (30/8).
Perencanaan penanggulangan bencana, lanjut Arjan, disusun berdasarkan hasil analisis risiko bencana dan upaya penanggulangannya. Dimana setiap perencanaan merupakan program yang terkait dengan Pencegahan, Mitigasi dan Kesiap Siagaan.
Namun, menurut Arjan ada sejumlah tantangan dalam penanggulangan bencana saat ini meliputi degradasi lingukangan belum berbasis peta kawasan rawan bencana (KRB), kerentanan sosial
koordinasi belum maksimal
stakeholder dihadapkan pada tuntutan tugas serta
budaya sadar bencana masih rendah.
“Olehnya mengapa pencegahan dan kesiapsiagaan itu sangat penting, diantaranya dapat mengurangi resiko bencana melalui pencegahan dan kesiapsiagaan adalah investasi pembangunan,” ungkapnya.
Sementara itu, Dandim 1416/Muna, Letkol Inf. Gilles R.B Gogendrop melalui Kasdim, Mayor Inf. Muhammad Destamar mengatakan sebagai aparat komando kewilayahan TNI dan sebagai unjuk tombak dalam melaksanakan pembinaan teritorial, Kodim 1416/Muna terus melakukan langkah kongrit.
Salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat tanggap bencana yang implementasinya dengan kegiatan bakti TNI, dimana secara umum adalah untuk mengatasi kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat guna terwujudnya kemanunggalan TNI-Rakyat.
“Ini suatu wujud kepedulian TNI pada masyarakat sekaligus membantu pemerintah daerah meningkatkan kesadaran menghadapi kemungkinan terjadinya bencana untuk menekan kerugian baik harta benda maupun korban jiwa dampak bencana,” tegas Destamar.
Laporan: Arto Rasyid