Kotak Kosong Bukan Solusi: Pentingnya Mengedepankan Demokrasi yang Sehat dan Konstruktif

Kotak Kosong Bukan Solusi: Pentingnya Mengedepankan Demokrasi yang Sehat dan Konstruktif. Menanggapi fenomena maraknya kotak kosong dalam pemilihan umum (pemilu), berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengamat politik, dan masyarakat, mengingatkan bahwa kotak kosong bukanlah solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. Kotak kosong sebagai pilihan alternatif dalam pemilu sering dianggap sebagai bentuk protes terhadap calon yang tersedia. Namun, pada kenyataannya, hal ini dapat memperburuk situasi dan melemahkan proses demokrasi itu sendiri.
Baca Juga :
Tim Hukum Tina-Ikhsan Pantau Pergerakan Kepala Desa Se-Sultra, Temuan Dugaan Dukungan Salah Satu Paslon Akan Dilaporkan ke Bawaslu
Maulad Daud : Kotak Kosong Bukan Solusi Demokrasi yang Sehat
Menurut ketua milenial pemuda Desa Sidamangura Maulad Daud,memilih kotak kosong justru dapat menciptakan ketidakpastian politik yang lebih besar, tanpa menyelesaikan masalah mendasar yang ada dalam proses demokrasi.
“Demokrasi yang sehat membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam memilih pemimpin yang diinginkan. Memilih kotak kosong bisa dianggap sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap proses demokrasi itu sendiri,” ujarnya.
Baca Juga :
La Ode Rafiudin Pimpin DPRD Muna Barat, Sinergi dan Kinerja Demi Kepentingan Rakyat
Mendorong Perubahan dengan Memilih Calon Berkualitas dan Bijak
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa partisipasi politik yang aktif dan bijaksana akan memberikan dampak yang lebih positif dalam mendorong perubahan nyata di masyarakat.
“Protes terhadap calon atau sistem politik yang ada harus disalurkan melalui jalur yang konstruktif, seperti diskusi publik, pendidikan politik, atau melalui pemilihan calon yang lebih berkualitas pada pemilu mendatang,” tambahnya.
Dukung Calon Berkualitas, Jangan Biarkan Pemilu Jadi Formalitas
Selain itu, penggunaan kotak kosong juga tidak memberikan kesempatan bagi para pemilih untuk mengajukan calon alternatif yang lebih baik, sehingga mengurangi efektivitas dari sistem pemilu itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk terus mendorong masyarakat agar tidak hanya berfokus pada ketidakpuasan, tetapi juga berperan aktif dalam memilih dan mendukung calon yang memang berkomitmen untuk memperbaiki kualitas pemerintahan.
“Solusi bagi masalah politik atau ketidakpuasan terhadap calon yang ada adalah melalui peningkatan kualitas demokrasi, bukan dengan menghindari tanggung jawab memilih,” kata Maulad
“Penting untuk diingat bahwa demokrasi yang berkualitas hanya dapat terwujud melalui partisipasi aktif, pendidikan politik yang memadai, dan keterlibatan masyarakat dalam menciptakan perubahan yang lebih baik. Mengedepankan kotak kosong sebagai pilihan utama justru memperburuk kualitas pemilu dan merugikan semua pihak”. tandasnya (**)
Editor : Andhika Trisetia