KesehatanMuna

Penyakit Degeneratif Ancaman Terbesar Kasus Kematian, Puskesmas Katobu Galakkan Germas

MUNA-TAJAM.Co, Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular menjadi ancaman terbesar bagi masyarakat saat ini. Olehnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) intens menggalakkan budaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Germas yang dicanangkan Kementerian Kesahatan (Kemenkes) RI itu secara menyeluruh akan dilaksanakan pada 30 puskesmas yang tersebar di 22 Kecamatan se Kabupaten Muna, meliputi melakukan aktifitas fisik, rutin konsumsi buah dan sayur, pemeriksaan kesehatan secara berkala serta tidak merokok.

Seperti baru saja dilakukan Puskemas Katobu, pada Jumat (17/3/2023), giat Germas diawali dengan senam jantung sehat, kerja bakti kemudian edukasi tentang pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur, dilanjutkan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap warga lanjut usia (lansia).

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Muna, Samudra Taufik mencontohkan penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular itu seperti penyakit diabetes melitus, jantung koroner, stroke, kolestrol termasuk obesitas yang disebabkan faktor genetik dan pilihan gaya hidup tidak sehat.

“Inilah tujuan germas bagaimana edukasi masyarakat untuk rutin konsumsi buah dan sayur, memeriksakan kesehatan secara berkala, melakukan aktifitas fisik, tidak merokok, tidak miras, serta meningkatkan kebersihan lingkungan,” ujarnya saat ditemui redaksi tajam.co.

Sementara tujuan khusus khusus dari giat germas juga adalah 1000 hari pertama kehidupan, yang menjadi pusat perhatian pemerintah sebab periode tersebut sangat penting untuk melahirkan genarasi yang sehat dan cerdas.

“Jadi yang dimaksud 1000 hari pertama kehidupan adalah dimulai dari ibu mengandung 9 bulan 10 hari atau 280 hari sampai pada balita usia 2 tahun atau 720 hari,” terangnya.

Taufik menjelaskan, dalam proses itu bagaimana mengedukasi ibu menyusui, untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak bayi baru lahir hingga berusia enam bulan tanpa digantikan oleh makanan dan minuman lain.Nanti, setelah bayi berusia diatas enam bulan baru boleh diberikan makanan pendamping dan tetap diberikan ASI hingga usia 2 tahun.

Karena berdasarkan hasil penelitian, lanjut Taufik, perbandingan bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif dan yang tidak menkomsumsi, terdapat berbedaan signifikan untuk tingkat kesehatan maupun kecerdasannya.

“Hal itu dibuktikan, bayi yang tidak mengkonsumsi ASI eksklusif kerap alami sakit sementara bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif tidak sakit karena memiliki imun yang kuat,” ungkapnya.

Taufik tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Katobu yang telah menginsiasi germas. Ia berharap akan membawa energi positif dalam membudayakan germas dan petugas kesehatan bertanggung jawab memberi edukasi ke masyarakat.

“Jika germas ini dibudayakan maka pada akhirnya tingkat kesehatan masyarakat juga semakin baik dan yang sakit berkurang, paling datang hanya untuk pemeriksaan kesehatan secara berkala,” harapnya.

Senada, Kepala Puskesmas (Kapus) Katobu, Siti Zalia Ihu mengatakan, dalam membudayakan germas pihaknya setiap jumat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melakukan aktifitas fisik, rutin konsumsi buah dan sayur, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan tidak merokok.

“Jadi tadi kami setiap jumat lakukan aktifitas fisik senam, kerja bakti bersihkan lingkungan, makan sayur dan buah kemudian pemeriksaan kesehatan secara berkala,” ujarnya.

Zalia juga menghimbau kepada masyarakat bahwa penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, untuk mendeteksi dini penyakit yang diderita sehingga dapat terkontrol karena saat ini kasus terbanyak angka kematian disebabkan penyakit tidak menular.

Kemudian, mengedukasi pentingnya konsumsi buah dan sayur karena saat ini banyak anak anak malas untuk makan sayur dan buah, serta yang terpenting juga melakukan aktifitas fisik selama 30 menit dalam sehari.

“Kita tidak pernah tau kondisi tubuh yang bisa saja berubah, jadi kami setiap tiga bulan sekali rutin melalukan pemeriksaan secara berkala seperti asam urat, kolestrol, gula darah dan tekanan kepada warga,” tandasnya.

Laporan: Arto Rasyid

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button